Apa itu pendidikan?

Saat ini ketika kit aberbicara pendidikan banyak dari kita yang berfikiran bahwa pendidikan adalah sesuatu hal yang merupakan pembelajaran formal. Seolah-olah bahwa mereka yang tidka pernah mengalami pembelajaran secara formal dalam satu institusi pendidikan tidak bisa disebut terdidik. Padahal, jauh sebelum pendidikan di instusikan dan menjadi istilah pendidikan formal, proses pendidikan telah dilangsungkan.

Kalau kita tengok tahun-tahun ke belakang, pendidikan bermula dari rumah dan rumah ke rumah. Pendidikan mula-mula diberikan secara indvidual di rumah. setalah dirasa cukup tidak mampu untuk hal pedidikan tertentu maka akan diariah orang yang ahi untuk hal tersebut untuk meminta dididik hal tersebut. Memasrahkan Pendidikan kepada mereka yang ahlinya, dan tidak secar aformal.

Pendidikan yang bermula diberikan di rumah dengan tujuan agar anak-anaknya yang menjadi generasi selanjutnya bisa bermasyarakat. Bisa terlibat dalam peradaban dan turut serta membangun peradaban. Maka dari itu hal yang diberikan dalam pendidikannya pun lebih ke hal-hal yang berkaitan dengan peradaban itu sendiri. antara lain filsafat dan cabang-cabangnya seperti etika jua dialektika dan orasi. Hal-hal dasar yang menopang peradaban yang didalamnya terdapat budi pekerti dan nilai-nilai lainnya. 

Pendidikan di rumah, memebrikan ruan kecerdasan emosional yang dalam prosesnya. Saya tertampar ketika mendengar dari Ibu Karlina Supeli mengatakan pendidikan adalah adanya keterlibatan kecerdasan dalam pendidikan tersebut yang menjadikan manusia bisa berempati. Selama ini saya merasa gagal menjadi seorang pendidik di lingkungan karena terkadang saya aia dengan hal tersebut.

pendidikan saat ini saya rasa terkadang hanya sebagai formalitas saja. Sebagai cara bagaimana dia dapat legilasi atas waktu yang dia tuangkan untuk menjadi seseorang yang mengikuti proses belajar melu ijazah. Tujuan pendidikan kini terasa begitu pragmatis. Sekedar untuk mendaptkan ijazah sebagai salah satu syarat dalam mendapatkan pekerjaan. Disisi lain hal tersebut bisa di terima sebagai sisi praktis dari fungsi pendidikan. Namun saya rasa tujuan pendidikan lebih luhur dan mulia daripada sekedera menyiapkan generasi untuk memenuhi kouta korporasi di pabrik-pabrik yang saat ini menjamur. meskipun sekali lagi hal itu tidak bisa dinampikan sebagai fungsi praktis pendidikan. 

Tapi jangan sampai keluhuran pendidikan ternoadi dengan tujuan pragmatis. Karena saya rasa hal tersebut akan berpenaruh besar terhadap peradaban itu sendiri. Akan ada pergeserean tatanan sosial apa bila peradaban dibentuk dengan kepragmatisan. 

Pendidikan harusnya membuat manusia bisa menentukan apa yang penting dan tidak penting untuk dilakukan. Pendidikan harusnya bisa menumbuhkan dan membudidayakan rasa empati yang munculnya kemanusiaan dan budi pekerti. Karena pendidikan bukan hanya tentang hal teknis yang bericara kemajuan teknologi yang mutakhir. Pndidikan harus mendoroang setiap pribadinya untk engetahui bahwa dirinya sadar akan tugasnya kenapa dia dicipatakan dan diahirkan. Pendidikan membuat sadar apa yang harus dia lakukan untuk dirinya dan untuk orang disekitarnya secara hakiki. Pendidikan itu membuat sadar apa yang sebenar-benarnya harus kita akukan di dunia sebagai manusia.