Hari kembali menulis; Selasa, 9 September 2025
Sore tadi hujan deras, padahal siangnya begitu terik. Hampir dua pekan saya tidak menulis. Rasanya beberapa waktu lalu begitu berat untuk menulis. Bahkan melakukan kegiatan lainnya. Entah apa penyebabnya.
Beberapa waktu lalau banyak sekali kabar tidak baik yang terjadi di negeri ini. Mulanya terjadi ditanggal 25 Agustus, lalu berlanjut ke hari-hari selanjutnya. Dalam beberapa pekan tersebut secara terus menerus saya mendapatkan kabar-kabar tidak baik tersebut melalui media. Ketidakpastian, kerusuhan dan ujaran kebencian menjadi beberapa hal yang saya konsumsi. Rasanya hal tersebut cukup menguras pikiran saya.
Beberapa hari tersebut rasanya saya dihantui dengan kemarahan, kesal dan gusar. Saya juga tidak tahu pasti kenapa halhal tersebut menjadikan saya dihantui rasa itu.
Dari mulai tanggal 25 Agustus terjadi demonstrasi di Jakarta dan berlanjut ke hari-hari selanjutnya. Aksi tersebut semakin melebar dan membesar. Aksi serupa terjadi di kota-kota lain. Kerusuhan, pembakaran ataupun pembakaran sampai kematian membayangi hari-hari tersebut.
Dia awal september situasi mulai kondusif. Tapi berbagai tuntutan dan exposure dari hari-hari aksi tersebut masih ada sampai dengan saat ini.
Seringkali saya memerlukan waktu yang lebih lama untuk berpikir, merenung, berkontemplasi atau sekedar berbicara dengan diri sendiri. Itu hal yang saya rasa sangat penting untuk mempertahankan pikiran saya.
Ketika saya perlu waktu untuk sendiri, bukan berarti say marah. Tetapi itu cara say menjaga pikiran. Disaat seperti itulah pikiran-pikiran yang saling menguatkan muncul.

Gabung dalam percakapan