Siapakah Sultan Hamid II?

Dalam sejarah Indonesia, dikenal dan diperkenalkan siapa yang menjahit Sang Saka Merah Putih. Masih dalam Sejarah Indonesia juga, di pelajaran sejarah dikenalkan siapa tokoh yang turut serta menyusun teks proklamasi serta dasar negara yaitu Pancasila.  Namun ternyata tidak banyak yang tau, atau tidak diterangkan dalam pelajaran sejarah di sekolah-sekolah siapa yan merancang lambang negara Indonesia, atau yang disebut dengan Garuda Pancasila.

Sultan Hamid II, atau nama lengkapnya Syarief Abdul Hamid Alkadrie yang merupakan putra sulung dari Sultan Pontianak. Perlu teman-teman ketahui bahwa dulu, Pontianak juga merupakan sebuah kesultanan. 

Sultan Hamid II di sini yang dimaksud adalah Sultan Hamid yang merupakan sultan ke tujuh dari Kesultanan Pontianak. Bukan Sultan Hamid II yang berasal dari Kesultanan Turki Ottoman. 

Berbicara Sultan Hamid II dari Kesultanan Pontianak memang penuh dengan kontroversi. Sultan Hamid dalam sejarah Indonesia sering dikaitkan dengan pemberontakan dan juga hubungannya dengan Westerling. 

Namun terlepas dari hal tersebut, Sultan Hamid II ini merupakan tokoh yang juga berperan dalam sejarah pembentukan Republik Indonesia diawal kemerdekaan. Khusunya dalam perancangan lambang negara yang kini kita kenal dengan Garuda Pancasila. 

Pada saat itu Sultan Hamid menjabat sebagai Menteri Tanpa Portofolio. Sultan Hamid di tunjuk untuk menjadi koordinator komite pembentukan lambang negara beserta tim yang didalamnya ada Mohammad Yamin yang juga menjadi ketua panitia lambang Negara bersama Ki Hajar Dewantara, Muhammad Natsir, Pellaupessy, dan R.M. Ng Purbatjaraka. 

Aada dua desain yang dihasilkan, pertama yang diusulkan oleh Sultan Hamid II dan Muhammad Yamin. Nah yang dipilih adalah usulan yang diberikan oleh Sultan Hamid II. Meskipun pada akhirnya lambang tersebut mengalami beberapa penyempurnaan hingga akhirnya dikenal dengan lambang negara saat ini yang secara resmi digunakan oleh negara Indonesia. 

Nah barangkali muncul pertanyaan, kenapa peran Sultan Hamid II dalam perancangan lambang negara tidak begitu banyak dikebal seperti halnya yang menjahit bendera pusaka ataupun yang menyusun dasar negara. 

Hal tersebut tidak terlepas dari tindakan politik yang diambil oleh Sultan Hamid II. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa Sultan Hamid II penuh dengan kontroversi. Pernah dicatat dalam sejarah Indonesia bahwa Sultan Hamid terlibat dalam pemberontakan dan juga kudeta. 

Barangkali karena hal tersebut, peran Sultan Hamid II dalam perancanangan Lambang Negara tertutupi oleh kisahnya yang penuh dengan kontroversi. Atau bisa jadi karena alasan politik, peran Sultan Hamid II dalam perancangan lambang negara seolah-olah disamarkan atau di hilangkan. 

Jadi bagaimana dong Sultan Hamid II ini? Mempelajari sejarah memang tidak bisa dari satu sisi. Kita bisa mengumpulkan pandangan dari berbgai macam sisi, untuk bisa lebih luas dan lebih bijak dalam memandang sejarah. 

Kerena kalau kata Nietsche, sejarah itu seperti puisi, yanh harsunya memberikan kebijaksanaan. Dan menurutya kebijaksanaan tidak akan bisa dicapai hanya dengan pandangan yang sempit. 

Nah, belajar sejara itu menarik dan menyenangkan bukan?